Jumat, 03 Mei 2019

Latihan Resensi Novel Tugas Bahasa Indonesia


Jejak Perjuangan Kiai AS’ad Membela Negara
KESATRIA KUDA PUTIH


Judul  Resensi           : Perjuangan Sang Kesatria
Penulis                        : Ahmad Sufiatur Rahman
Penerbit                      : Tinta Media-Tiga Serangkai
Editor                          : Fiedha Hasiem
Jumlah Halaman        : 210 Halaman
Tahun Terbit               : Cetakan I, Mei 2015
ISBN                            : 978-602-72129-7-8
Presensi                     : Mohammad Ihya Ul-Millah


K.H.R. As’ad Syamsul Arifin terkenal sebagai ulama kharismatik pimpinan Pondok Pesantren Syafi’i Salafiyah Sukorejo, Situbondo. Selain itu Kiai As’ad adalah pejuang kemerdekaan. Perjuangan dahsyatnya yang terkenal dan beberapa kali dinapak tilasi salah satunya oleh GusDur.

Perjuangan ini berawal ketika Gubernur Jenderal Belanda Dr. H.J. Van Mook mengumumkan bahwa Perjanjian Linggarjati sudah tidak berlaku dan ini awal dari Agresi Militer Belanda I di Indonesia pada 16 Juli tahun1947 (halaman 23).  Operasi ini oleh Belanda disebut Operatie Product (halaman xxix). Di Jawa Timur Belanda mendaratkan tentaranya di Pasir Putih Situbondo dan Teluk Meneng di Banyuwangi.

Pada saat itu Kiai As’ad berusia lima puluhan tahun. Pelopor sebenarnya tidak menginginkan Kiai As’ad untuk ikut berjuang ke Bondowoso, tetapi Kiai As’ad masih mampu untuk berjuang.Novel Kesatria Kuda Putih karya Ahmad Sufiatur Rahman ini, sebagai perwujudan perkataan terkenal Bapak Proklamator, Jas Merah, Jangan Pernah Melupakan Sejarah. Novel ini tidak fokus membahas Kiai As’ad, tetapi juga pejuang-pejuang lainnya yang melawan Belanda pada saat Agresi Belanda I, seperti Letnan Nidin dan Letnan Soenardi (halaman 210).

Sayangnya, cara Sufi menuturkan beberapa kisah nyata dalam seperti menyampaikan informasi dalam sebuah berita. Jika saja Sufi, membuat kisah nyata itu lebih halus dan lebih bagus. Namun, saya menilai bahwa kemungkinan Sufi ingin menegaskan bahwa berita itu nyata dan dia khawatir jika berita  akan bertambah dengan fiksi.
Dengan demikian, novel Kesatria Kuda Putih ini, sangat dianjurkan untuk dibaca. Selain kelebihan yang telah disebutkan, novel ini mengandung berbagai hikmah seperti tidak selamanya orang akan melakukan kejahatan. Selamat membaca!